Ia mengatakan, kenaikan cabai merah rawit itu disebabkan karena adanya peningkatan permintaan pasar, sedangkan ketersediaan cabai masih terbatas di pasaran.
Peningkatan permintaan cabai itu, kata dia, karena bersamaan dengan musim libur akhir tahun, termasuk libur sekolah yang memicu orang untuk melakukan wisata kuliner dengan menu makanan yang serba pedas.
"Bertepatan dengan hari libur banyak kuliner, sehingga tingkat konsumsi tinggi, biasa tidak konsumsi pedas sekarang konsumsi pedas, jadi permintaan naik," katanya.
Ia menyebutkan, komoditas lainnya yang terjadi kenaikan yakni minyak goreng dan daging ayam, namun kenaikannya itu masih tergolong wajar di bawah Rp1.000, berbeda dengan cabai merah rawit.
Sedangkan komoditas lainnya seperti beras, kata dia, harganya normal, begitu juga berbagai jenis sayuran yang dijual di pasar induk stok dan permintaan dalam kondisi normal tidak terjadi kenaikan.
"Stok beras normal, daging sapi aman, tidak ada kenaikan, ayam kampung juga tetap, telur tidak terjadi kenaikan, kacang-kacangan tetap," katanya.
Ia menyampaikan, meski komoditas pangan pokok di pasaran aman, masyarakat tetap harus bijak dalam membeli dan mengonsumsi agar stok tetap tersedia dan harganya bertahan normal.
"Masyarakat untuk tidak belanja berlebihan, tetap bijak, perlu hemat," katanya.