Bandung (ANTARA) - Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman Suryanegara mengungkapkan bahwa adanya kekurangan keterampilan dan ilmu pengetahuan dalam program transmigrasi yang dijalankan selama ini, terlebih tantangan sekarang berbeda dari 25 tahun yang lalu.
"Saat ini kami susun cetak biru program transmigrasi yang akan dijalankan dalam setahun, lima tahun, bahkan hingga 25 tahun. Saat ini tahap identifikasi masalah untuk menemukan hal-hal esensial. Salah satu masalah yang kami temukan adalah kurangnya keterampilan dan pengetahuan di kawasan transmigrasi," kata Iftitah selepas mengunjungi Pussenkav, Bandung, Jumat.
Baca juga: Peminat Program Transmigrasi tinggi, sebut Disnakertrans Jabar
Karenanya, kata dia, mulai tahun 2025, pihaknya akan meluncurkan program beasiswa "Transmigrasi Patriot" yang bertujuan merekrut pemuda terpilih untuk diberikan pelatihan dasar kemiliteran sebagai komponen cadangan, ditempatkan di kawasan transmigrasi, kemudian diberangkatkan ke universitas ternama luar negeri.
"Anak muda terpilih diberikan pelatihan dasar kemiliteran sebagai Komcad dua bulan, kemudian ditempatkan tiga bulan di kawasan transmigrasi dengan orang tua asuh untuk memahami kesulitan yang ada di sana. Selanjutnya para patriot transmigrasi yang lolos seleksi akan diberangkatkan ke universitas terbaik dunia, sesuai dengan tantangan dan potensi di kawasan transmigrasi entah itu perikanan, pertanian atau lainnya," ucapnya.
Setelah menyelesaikan pendidikan, lanjut Iftitah, peserta program akan kembali ke kawasan transmigrasi untuk mengabdi selama 5 hingga 10 tahun untuk membangun kawasan tersebut.
"Setelah pengabdian, mereka akan diberikan pilihan tetap tinggal di kawasan transmigrasi atau melanjutkan karier di tempat lain. Jika mereka memilih tinggal di kawasan transmigrasi, pemerintah akan memberikan berbagai insentif, seperti rumah tinggal kemudian lahan untuk pertanian/perikanan sesuai bidang mereka," ucapnya.
Program Transmigrasi Patriot ini, lanjut Iftitah, dikolaborasikan dengan program transmigrasi tematik yang akan berfokus pada beberapa sektor mulai dari pertanian, perikanan, peternakan, pariwisata, hingga sektor maritim seperti budidaya terumbu karang dan lainnya.
Untuk sasaran program Transmigrasi Patriot ini, kata dia, diperuntukkan bagi anak muda Indonesia dengan minimal berpendidikan SLTA dan maksimal berusia 40 tahun.
"Kami siapkan nanti disesuaikan dengan stratanya masing-masing dan rentang usia di bawah 40 tahun," ucapnya.
Untuk target sasaran penempatan, Iftitah menambahkan bahwa seluruh wilayah Indonesia akan masuk menjadi target sasaran, terkecuali Papua.
"Seluruh Indonesia terkecuali Papua. Untuk Jawa, misalkan di daerah pesisir selatan yang belum terkelola dengan baik. Jika ada masukan dari pemerintah setempat untuk melakukan transmigrasi lokal, maka itu akan menjadi perhatian kami. Perekrutan ini agar kita sama-sama mengembangkan kawasan transmigrasi sesuai potensi dan kekayaan alam Indonesia," tuturnya menambahkan.
Kunjungan ke Pussenkav Bandung yang dilakukan Iftitah dengan Wakil Menteri ATR/BPN Ossy Dermawan sendiri, adalah temu korps Kavaleri TNI AD, sehubungan dengan keduanya adalah mantan perwira di kesatuan kavaleri tersebut.
Baca juga: Bupati Cirebon lepas 20 KK ikuti program transmigrasi ke Pasangkayu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menteri Transmigrasi ungkap ada kekurangan ilmu program transmigrasi