Cirebon (ANTARA) -
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Cirebon, Jawa Barat, telah mendigitalkan sekitar 11 naskah kuno yang berusia ratusan tahun sebagai upaya untuk melestarikan dokumen bersejarah tersebut.
“Langkah ini dilakukan sebagai upaya melestarikan warisan budaya dan mempermudah masyarakat mengaksesnya secara daring,” kata Kepala Dispusip Kota Cirebon Gunawan di Cirebon, Jumat.
Baca juga: Kota Cirebon hadirkan MPP digital untuk permudah layanan publik
Ia menjelaskan bahwa naskah-naskah tersebut berasal dari berbagai sumber, termasuk beberapa keraton, koleksi masyarakat serta para budayawan di Cirebon.
Gunawan mengatakan dokumen bersejarah itu sudah diunggah pada Sistem Informasi Naskah Kuno (Singkono), sebuah situs daring yang memuat koleksi naskah digital.
“Melalui situs ini, masyarakat dapat menjelajahi kekayaan literasi masa lalu tanpa harus melihat langsung fisik naskah yang rentan rusak,” ujarnya.
Ia menyebutkan naskah-naskah tersebut tidak hanya berusia lebih dari satu abad, tetapi juga ditulis dalam berbagai bahasa seperti Arab Pegon, Cirebon lama, Sunda, hingga bahasa Cina.
Menurutnya, ragam aksara dan bahasa ini mencerminkan kekayaan budaya yang ada di wilayah Cirebon dan sekitarnya.
Dia menyampaikan salah satu naskah yang telah didigitalisasi adalah Pustaka Agami Islam, karya pada abad ke-19 yang berisi ajaran Islam mulai dari syariat, tarekat, hingga makrifat.
“Naskah ini ditulis dalam bahasa Cirebon lama menggunakan aksara Arab Pegon dan dimiliki oleh Keraton Kanoman,” ujarnya.
Dispusip juga telah mendigitalisasi Surat Al-Fatawi, sebuah naskah yang ditulis oleh KH Ahmad Syar'i Martakusuma pada 1910. Dokumen ini menceritakan kisah perjuangan dari sekelompok jawara pembela rakyat yang menentang penjajah.