Antarajabar.com - Menteri BUMN Rini M Soemarno mengatakan dalam satu tahun pemerintahan Presiden Jokowi-JK, BUMN telah memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian nasional tercermin dari mulai bergeraknya pembangunan infrastruktur secara masif di Tanah Air.
"Pembangunan infrastruktur selama ini nyaris menjadi klise, sering diucapkan ketimbang dilaksanakan. Namun pada Kabinet Kerja, berbagai kebuntuan pembangunan infrastruktur mulai didobrak dan pembangunannya sudah digulirkan secara masif dalam skala nasional," kata Rini di sela acara Laporan Satu Tahun Kementerian BUMN-Kabinet Kerja. BUMN Hadir Untuk Negeri" di Kantor Kementerian BUMN Jakarta, Senin.
Hadir pada acara tersebut seluruh Deputi Kementerian BUMN beserta sejumlah direktur utama (dirut) BUMN antara lain Dirut PT Pertamina Dwi Sutjipto, Dirut Telkom Alex J Sinaga, Dirut Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin, Dirut Bank BRI Asmawi Syam, Dirut Bank BNI Achmad Baiquni, Dirut PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III Bagas Angkasa.
Pada kesempatan itu, Rini memaparkan berbagai program mulai dari BUMN sebagai akselerator pembangunan, penyertaan modal negara (PMN), BUMN mendobrak kebuntuan pembangunan jalan tol, BUMN sinergi, BUMN untuk mewujudkan pembangunan terintegrasi, BUMN membangun ketahanan energi, infrastruktur maritim, hingga program kesejahteraan rakyat.
"Semua program-program yang dijalankan sudah sesuai dengan rencana yang mengedepankan sinergi antarBUMN," kata Rini.
Ia menjelaskan hingga Semester I 2015 realisasi belanja modal (capital expenditure/capex) BUMN mencapai Rp322,76 triliun, atau sebesar 37 persen jauh lebih tinggi dibanding realisasi capex Pemerintah (Kementerian/Lembaga) yang baru mencapai 11 persen.
Dana belanja modal BUMN sebesar Rp322,76 triliun, sebanyak 76 persen dialokasikan untuk proyek infrastruktur, meliputi EP Migas sebesar 25 persen, jalan tol 19 persen, PLTU 14 persen, perkeretaapian 11 persen, kebandarudaraan 4,0 persen, kepelabuhanan 3,0 persen.
"Realisasi proyek BUMN semester I 2015 mencapai 80 proyek. Sebesar 30 proyek diantaranya sudah terealisasi di atas 50 persen, 13 persen di atas 80 persen, dan dua proyek selesai 100 persen," tegas Rini.
Pada kesempatan itu, juga disebutkan prestasi BUMN dalam mendobrak kebuntuan pembangunan jalan tol, seperti memulai kembali pembangunan ruas Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang selama 17 tahun terbengkalai.
"Proyek ini sekarang dilanjutkan PT Waskita Karya (Persero) dan progres pembangunannya dalam satu tahun pengambilahanya sudah mencapai 33,9 persen, jauh lebih bagus ketika dibangun PT Kresna Kusuma Dyandra Marga dalam waktu tujuh tahun progresnya kurang dari lima persen," ujarnya.
Demikian juga kemampuan melakukan terobosan finansial dan penyediaan lahan tol Trans Sumatera, di mana empat ruas tol Medan-Binjai sudah mencapai 70 persen, Pekanbaru-Kandis-Dumai, Palembang-Indralaya, Bakauheni-Terbanggi Besar.
Sedangkan di Provinsi DKI Jakarta, PT Adhi Karya Tbk sudah melakukan "grounbreaking" proyek moda kereta ringan (light rail transit/LRT) ruas Cibubur-Cawang, Cawang-Dukuh Atas, Bekasi Timur-Cawang, yang seluruh proyek bernilai Rp24 triliun tersebut rampung April 2018.
Sinergi
Di sektor ketahanan energi, BUMN melalui PT PLN, PT PGN dan PT Pertamina telah mengambil sejumlah langkah terobosan, salah satunya percepatan pembangunan pembangkit listrik program 35.000 MW dan 7.000 MW (sisa pemerintahan sebelumnya).
PGN memperluas infrastruktur pipa gas Kalimantan-Jawa (Kalija) I yang sempat mangkrak, sehingga bisa menghemat anggaran hingga Rp2,1 triliun, sedangkan Pertamina mengambilalih operasi PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) dan mengakuisisi 22 persen saham Argo Capital BV dan Agro Global Holding BV.
Pada infrastruktur maritim, sampai dengna 2019, empat perusahaan PT Pelindo I-IV mengerjakan proyek strategis infrastruktur maritim di 45 lokasi dengan total investasi sebesar Rp109,3 triliun, dengan lima proyek utama yaitu Kuala Tanjung, Makassar New Port, New Priok, Teluk Lamong dan Sorong.
Pada kesempatan itu, Rini juga mengapresiasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) yang yang sudah merampungkan pembangunan kabel optik (fiber optik) di wilayah Timur, Sulawesi, Maluku, Papua Cable System (SMPCS) yang sudah diresmikan pengoperasiannya opelh Presiden Joko Widodo pada Mei 2015.
Dengan selesainya sebagian proyek kabel optik tersebut, maka sebagian besar atau sekitar 90 persen ibukota kabupaten/kota di wilayah Timur Indonesia sudah terhubung dengan internet broadband.