Kota Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota Bandung Jawa Barat meminta pengelola seluruh pasar tradisional di kota itu untuk mengelola sampah secara mandiri dari sumbernya, sebagai upaya untuk mengurangi timbulan sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti Kabupaten Bandung Barat.
"Salah satu prioritas kita pasar. Ada 37 pasar. Maksimal yang bisa diangkut ke TPA Sarimukti itu 30 persen, itu sampah residu. Jadi sisanya diolah di pasar atau TPS terdekat," kata Penjabat Wali Kota Bandung A Koswara di Bandung, Minggu.
Baca juga: Pemkot Bandung perkuat pendekatan kewilayahan tekan sampah dari sumbernya
Koswara mengaku telah berkeliling ke sejumlah pasar tradisional, untuk memastikan sampah dipilah dan tertangani dengan baik.
"Seluruh pasar di Kota Bandung itu menghasilkan sampah 90 meter kubik per hari. Jadi ini kalau tidak diperlakukan dengan baik maka itu penyumbang ritasi yang cukup besar ke TPA Sarimukti," katanya.
Dia menjelaskan, nantinya seluruh pasar tradisional wajib melalukan pemilahan sampah mulai dari sumbernya. Sampah organik akan diarahkan ke pusat komposting, sedangkan anorganik ke bank sampah atau pusat pengolahan.
“Setiap langkah pemilahan akan ditingkatkan, termasuk penyediaan roda, tempat sampah khusus, dan rompi untuk petugas, serta memastikan sampah organik langsung masuk ke tempat pengolahan, bukan ke TPS,” katanya.
Koswara mengungkapkan, telah ada sejumlah program yang dilaksanakan oleh Pemkot Bandung terkait pengelolaan sampah. Jika semua berjalan dengan baik maka permasalahan sampah di Kota Bandung bisa diminimalisasi.