Antarajabar.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerja sama dengan Japan Radio Co Ltd, perusahaan Jepang di bidang komunikasi radio dan sistem mitigasi bencana berbasis radar, mengembangkan alat pemantauan bahaya gerakan tanah berbasis sistem infromasi kebumian.
Sebagai langkah awal pengembangan alat tersebut Pusat Penilitian Geoteknologi LIPI dan Japan Radio Co Ltd melakukan penandatangan nota kesepakatan kerjasama, di Kota Bandung, Senin.
Kepala Puslit Geoteknologi LIPI Haryadi Permana menuturkan pengembangan instrumentrasi tersebut akan memenuhi kebutuhan produk teknologi untuk mendukung peringatan sistem peringatan dini yang memiliki kandungan lokal.
"Alatnya kita beri nama 'gewlis' karena ini berasal dari Bandung. 'Gewlis' kepanjangan Geoscience Early Warning Landslide Information System atau sistem informasi peringatan dini pergerakan tanah," kata Haryadi.
Ia menjelaskan lewat alat tersebut nantinya LIPI akan memberikan informasi dini tentang pergerakan tanah, potensi bencana di seluruh Indonesia.
Kepala LIPI Prof Iskandar Zulkarnain menuturkan alasan pihaknya memilih Japan Radio Co Ltd sebagai mitra untuk mengembangkan instrumentasi pemantauan gerakan tanah berbasis sistem informasi kebumian karena perusahaan tersebut dinilai memiliki pengalaman dalam pengembangan alat tersebut.
"Kami perlu mengembangkan dan meneliti lagi karena di Indonesia ada gerakan tanah yang belum bisa dipantau alat mereka, makanya hasil litbang LIPI akan diterapkan lebih sempurna lagi dibantu oleh JRC," kata dia.
Menurut dia, tingkat frekuensi bencana akibat tanah di Indonesia tergolong tinggi sehingga diperlukan sebuah alat atau sistem untuk mengurangi risiko bencana yang lebih besar.
"Sistem peringatan dini yang dibuat harus efisien dan akurat tidak boleh salah sehingga ketika diberikan pengurangan risiko bencana bisa kita capai. Kalau bicara targetnya mengurangi korban, maka ini artinya peringatan dini jadi sangat vital dan tidak boleh salah," kata dia.
Rencananya alat pemantauan bahaya gerakan tanah berbasis informasi kebumian itu akan mulai dipasang di sejumlah wilayah di Indonesia pada tahun 2016.
Sementara itu, Presiden Direktur Japan Radio Co Ltd Takayosho Tsuchida menelaskan komitmen kerja sama ini didasari rekam jejak Puslit Geoteknologi LIPI dalam penelitian kebencanaan khususnya gerakan tanah.
"Dalam pengembangan sistem peringatan dini ini kami mendapatkan dukungan intelektul dari para peneliti Puslit Geoteknologi LIPI," kata Tsuchida.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebutkan, kejadian bencana gerakan tanah seperti tanah longsor, amblasan tanah, likuifaksi atau akibat getaran gempa di Indonesia selama kurun 15 tahun (2000-2014) mencapai 2.649 dengan kejadian terbanyak pada tahun 2014.
LIPI-Jepang Kembangkan Pemantau Bahaya Gerakan Tanah
Senin, 14 September 2015 16:13 WIB