"Selama ini kita terus melakukan pengawasan. Kalau perlu nanti akan secara tiba-tiba dengan BNN bekerjasama, tiba-tiba dikepung aja, masuk ke dinas periksa PNS satu-satu," kata Ahmad Heryawan di Gedung Sate Bandung, Rabu.
Ia menjelaskan tentang mekanisme tes urine mendadak tersebut yakni ketika petugas BNNP Jawa Barat tiba di Gedung Sate atau di kantor dinas lainnya maka PNS tidak diperbolehkan keluar ruangan sebelum dicek urinenya.
"Intinya adalah nanti jangan ada yang pulang, saat itu juga diperiksa. Tunggu tanggal mainnya," kata dia.
Menurut dia, walau berstatus PNS maka bukan berarti mereka bebas dari jeratan narkoba sehingga tes urine mendakdak itu akan diambil demi menekan upaya penggunaan dan peredaran narkoba di Jawa Barat.
Pria yang akrab disapa Aher ini tidak ingin ada PNS yang memakai narkoba saat pemerintah menggencarkan perang terhadap narkoba.
"Kalau seseorang itu kan dalam tampilan biasa-biasa kan enggak ketahuan. Namun kalau dites urine enggak bisa dibohongi. Jangan sampai di pemprov kita sedang gencar-gencarnya memerangi narkoba, ini malah orang pemprov ada yang menggunakan. Bahaya kan," kata dia.
Hari ini, bertempat diaula Barat Gedung Sate Bandung, Gubernur Jabar melantik. Brigjen Polisi Iskandar Ibrahim sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Barat menggantikan Brigjen Polisi Anang Pratanto yang akan menjabat sebagai Deputi Bidang Pemberantasan BNN.
"Kepada Kepala BNN Provinsi Jawa Barat yang baru ini saya sampaikan selamat bertugas, semoga kita dapat menjalin sinergi yang lebih erat dengan segenap komponen dalam memberantas narkoba," kata dia.***2***