Bandung (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengungkapkan bahwa masih ada catatan sebagai evaluasi yang harus dilakukan pemerintah terkait penanganan korban gempa 5 magnitudo di Kabupaten Bandung dan Garut dan antisipasi bencana lainnya.
Bey saat ditemui di Gedung Sate Bandung, Jumat, mengatakan dari hasil peninjauannya di lokasi terdampak gempa baik di Kabupaten Bandung dan Garut, salah satu yang harus menjadi perhatian adalah usaha pemerintah dalam mencegah adanya korban jiwa, lewat sosialisasi kala menghadapi bencana dan persiapan peralatan darurat pascabencana.
Pasalnya, di lapangan dia menemukan ada siswa di Kabupaten Bandung yang selamat tanpa luka, berbeda dengan teman-teman dan gurunya.
Ketika ditelusuri, dia menceritakan bahwa saat gempa terjadi, siswa yang dimaksud memilih berlindung di bawah meja, dan tidak ikut berlarian panik seperti teman dan gurunya yang akibatnya banyak yang terjatuh, beberapanya tertimpa genting atau material lainnya hingga mengalami luka-luka.
"Ketika siswa itu ditanya tahu dari mana (cara seperti itu), dia jawab tahu dari Youtube. (Seharusnya) ini tanggung jawab kami, (karenanya) sosialisasi akan lebih gencar lagi," ujar Bey.
Kemudian, persiapan darurat pasca bencana, dinilai Bey, juga harus dilakukan, supaya bisa langsung membantu menangani para korban terdampak bencana. Salah satunya mengenai tenda darurat, yang sudah harus disiapkan minimal di tiap kecamatan.
"Saya pikir harus punya tiap kecamatan, karena kita rawan gempa. Jangan kumaha ngke (gimana nanti), tapi ngke kumaha (nanti gimana)," ucapnya.