Garut (ANTARA) - Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Garut, Jawa Barat, secara bertahap sudah membangun 280 rumah burung hantu tersebar di seluruh kecamatan untuk menjaga keberadaan burung predator agar bisa membantu mengatasi hama tikus yang seringkali merusak tanaman pangan.
"Sampai tanggal 30 Agustus 2024 jumlah rubuha (rumah burung hantu) yang terpasang sebanyak 280 buah, tersebar di 42 kecamatan," kata Kepala Dispertan Kabupaten Garut Haeruman di dampingi Sub Koordinator Perlindungan Tanaman pada Dispertan Garut Aden Kurniawan di Garut, Rabu.
Ia menuturkan pembuatan rubuha di areal pertengahan sawah itu dilakukan secara swadaya para petani, maupun secara kelompok tani, dan juga petugas pertanian di lapangan dengan harapan burung hantu bisa hidup dan tinggal di kawasan itu.
Setiap kecamatan, kata dia, saat ini sudah memiliki rubuha, daerah terbanyak yakni Kecamatan Samarang sebanyak 38 rubuha, kemudian daerah Balubur Limbangan sebanyak 31 rubuha, dan kecamatan lainnya jumlahnya variatif.
"Sebagian besar rubuha yang dipasang belum terisi oleh burung hantu, dikarenakan perlu proses untuk dihuni atau disinggahi burung hantu," katanya.
Ia menyampaikan keberadaan rubuha yang sudah dibangun di berbagai kecamatan itu membutuhkan waktu untuk bisa disinggahi burung predator pemakan tikus yang selama ini hidup di alam bebas, dan tinggal di rumah atau bangunan kosong.
Ia berharap adanya rubuha di tengah sawah bisa mengundang datang burung hantu untuk selanjutnya bisa memangsa tikus di sekitarnya dengan perkiraan bisa mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tikus di areal lahan sekitar 4 sampai 5 hektare.