Ada sebagian tokoh atau pemuda yang hadir pada 17 Agustus 1945 pulang ke kampung halamannya dengan mengemban misi menyebarkan berita proklamasi.
Di Semarang, Jawa Tengah, berita tentang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diselipkan khatib saat shalat Jumat. Peristiwa pembacaan naskah proklamasi sendiri berlangsung pada hari Jumat, sekitar pukul 10.00 atau menjelang shalat Jumat.
"Di Masjid Agung Semarang saat itu berita tentang proklamasi diselipkan khatib saat shalat Jumat," ujar Jaka.
Di Jawa, kabar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia bisa tersiar dalam hitungan jam. Tetapi lain cerita di luar Jawa. Jaka tanpa menyebut secara spesifik, mencatat ada wilayah di Tanah Air yang baru menerima berita pada September atau bahkan Oktober.
Itu pun, harus kucing-kucingan dengan tentara Jepang. Bila di Jawa sebagai pusat kekuasaan, Jepang sudah menyerah kalah. Namun berbeda dengan di luar Jawa, Tentara Jepang di wilayah luar Jawa masih kuat, sehingga berita proklamasi baik itu melalui kurir, berita radio, maupun koran disetop oleh pemerintah lokal Jepang di sana.
Hari ini, tepat 79 tahun sejak peristiwa bersejarah di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta Pusat terjadi. Mengutip pernyataan Penanggung Jawab Unit (PJU) Museum Perumusan Naskah Proklamasi Vincentius Agus Sulistya, saat itu mereka yang hadir diliputi perasaan harap-harap cemas karena dibayangi kekuatan tentara Jepang.
Peristiwa itu pun tersebar antara lain melalui tangan-tangan awak media, termasuk ANTARA. Kepada kantor berita yang tahun ini memasuki usia 87 tahun, ada pesan dari Jaka agar khususnya pada Agustus ini dapat menyajikan berita-berita yang menggugah generasi saat ini untuk cinta bangsanya.
Ini demi mereka paham bahwa merekalah yang akan melanggengkan keberadaan bangsa Indonesia ini, 100 tahun atau bahkan 1000 tahun ke depan, demikian pesan Jaka.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Proklamasi dan kiprah ANTARA
Proklamasi Kemerdekaan RI dan kiprah Kantor Berita ANTARA
Sabtu, 17 Agustus 2024 9:02 WIB