Kota Bandung (ANTARA) - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung Jawa Barat memastikan tidak ada lonjakan jumlah pasien anak yang memerlukan pengobatan cuci darah atau hemodilalisis di rumah sakit tersebut.
Staf Divisi Nefrologi RSHS Bandung dr Ahmedz Widiasta di Bandung Kamis mengatakan, saat ini terdapat sekitar 20 anak menjalani cuci darah secara rutin setiap bulannya di Poliklinik Hemodialisis RSHS Bandung.
Baca juga: Pj Gubernur Jabar desak Kemenkes beri label khusus minuman kemasan antisipasi cuci darah
“Kalau jumlah kasus tidak ada peningkatan atau pun penurunan yang untuk kasus anak dengan penyakit ginjal kronik, yang mendapatkan cuci darah rutin itu sekitar 10 sampai 20 anak per bulannya,” kata Ahmedz.
Dia menyatakan bahwa hingga saat ini jumlah pasien anak yang menjalani hemodialisis di RSHS stabil dan tidak menunjukkan peningkatan signifikan.
Bahkan beberapa pasien anak telah mendapatkan rujukan untuk mendapatkan pengobatan ke rumah sakit di daerahnya masing-masing.
“Beberapa dari pasien-pasien tersebut telah kami rujuk ke rumah sakit daerah terdekat untuk menjalani cuci darah di rumah sakit terdekat,” katanya.
Lebih lanjut, dia juga menjelaskan untuk penyakit gagal ginjal akut pada anak pun tidak ada peningkatan kasus. Setiap bulan pasien baru yang menjalani prosedur cuci darah di RSHS ada sekitar 10 sampai 15 pasien anak.
“Tapi kalau untuk kasus yang cuci darahnya rutin di poliklinik hemodialisis itu paling sekitar sehari lima,” katanya.
Sementara itu, Konsultan Nefrologi Anak RSHS Bandung Prof Dany Hilmanto mengungkapkan pasien anak yang sedang menjalani menjalani cuci darah atau hemodialisis di rumah sakit tersebut bukan disebabkan karena minuman manis.