Jakarta (ANTARA) - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI mencatat pertumbuhan bisnis emas 37,42 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) pada posisi Mei 2024 atau mencapai mencapai Rp8,5 triliun.
Menurut perseroan, pertumbuhan bisnis emas di BSI ini lebih didominasi oleh investasi emas dalam bentuk pembiayaan cicil emas BSI dengan pertumbuhan mencapai 89,88 persen secara YoY.
“Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan dan minat masyarakat yang tinggi terhadap emas sebagai instrumen investasi masih sangat tinggi,” kata Direktur Sales and Distribution BSI Anton Sukarna melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.
Anton menambahkan bahwa emas tetap menjadi pilihan investasi yang diminati masyarakat karena sifatnya yang safe-haven dan kemampuannya untuk melindungi nilai aset dari inflasi. Selain itu, tren harga emas juga terus meningkat.
Produk emas di BSI terbagi menjadi tiga kategori antara lain cicil emas, gadai emas, dan tabungan e-mas.
Ia menilai, investasi emas di kalangan milenial saat ini sedang menjadi tren. Di BSI, total nasabah cicil emas dari kaum milenial saat ini mencapai 82 ribu atau sekitar 33 persen dari total nasabah pembiayaan cicil emas. Angka ini, catat BSI, meningkat 38 persen secara YoY.
Menurut dia, minat investasi emas ini merupakan buah dari edukasi investasi yang dilakukan para pemengaruh (influencer). Di sisi lain, tim Gold Business BSI juga gencar melakukan edukasi dan literasi mengenai manfaat investasi emas bagi kaum milenial.
Menyesuaikan dengan kalangan milineal, BSI menawarkan cicilan emas mulai dari 5 gram emas dengan jangka waktu lima tahun atau cukup dengan sekitar Rp7.000 per hari sudah bisa memiliki emas.
“Ibaratnya ini (cicil emas) lebih murah dari secangkir kopi,’’ ujar Anton.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BSI catat bisnis emas tumbuh 37,42 persen per Mei 2024