Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa pagi bergerak naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia dan global.
IHSG dibuka menguat 9,41 poin atau 0,13 persen ke posisi 7.149,04. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 2,19 poin atau 0,24 persen ke posisi 898,84.
"IHSG hari ini (02/07) diprediksi melemah dalam range 7.050 sampai 7.170," ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih di Jakarta.
Dari dalam negeri, IHSG menguat dalam empat hari beruntun akibat kenaikan saham Big Caps, yang mana naiknya IHSG berdampingan dengan data ekonomi domestik yang cenderung melemah.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi tahunan pada Juni 2024 sebesar 2,51 persen, atau lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya sebesar 2,84 persen, yang merupakan yang terendah sejak September 2023.
Secara bulanan, terjadi deflasi pada Juni 2024 sebesar 0,08 persen, mengikuti deflasi pada Mei 2024 sebesar 0,03 persen, yang menggambarkan lemahnya daya beli yang juga tercermin dari terkoreksinya Indeks PMI Manufaktur di periode yang sama.
Aktivitas pabrik dan jumlah permintaan terkoreksi di tengah era suku bunga tinggi, yang mana Bank Indonesia (BI) menargetkan inflasi tahunan pada 2024 berada pada kisaran 1,5 persen sampai 3,5 persen.
IHSG dibuka menguat 9,41 poin atau 0,13 persen ke posisi 7.149,04. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 2,19 poin atau 0,24 persen ke posisi 898,84.
"IHSG hari ini (02/07) diprediksi melemah dalam range 7.050 sampai 7.170," ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih di Jakarta.
Dari dalam negeri, IHSG menguat dalam empat hari beruntun akibat kenaikan saham Big Caps, yang mana naiknya IHSG berdampingan dengan data ekonomi domestik yang cenderung melemah.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi tahunan pada Juni 2024 sebesar 2,51 persen, atau lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya sebesar 2,84 persen, yang merupakan yang terendah sejak September 2023.
Secara bulanan, terjadi deflasi pada Juni 2024 sebesar 0,08 persen, mengikuti deflasi pada Mei 2024 sebesar 0,03 persen, yang menggambarkan lemahnya daya beli yang juga tercermin dari terkoreksinya Indeks PMI Manufaktur di periode yang sama.
Aktivitas pabrik dan jumlah permintaan terkoreksi di tengah era suku bunga tinggi, yang mana Bank Indonesia (BI) menargetkan inflasi tahunan pada 2024 berada pada kisaran 1,5 persen sampai 3,5 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG menguat ikuti bursa kawasan Asia dan global