Bandung (ANTARA) -
Dalam keterangannya, Herman mengungkapkan itu di hadapan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, bahwa pembangunan ekonomi hijau serta lingkungan sehat itu dengan cara optimalisasi transportasi publik antarmoda yang ramah lingkungan seperti BRT (Bus Rapid Transit) berbasis listrik dan LRT (Light Rail Transit).
Baca juga: DJKA tetapkan tarif normal LRT Jabodebek Rp5 ribu sampai Rp20 ribu
"Beberapa upaya kami antara lain optimalisasi transportasi publik melalui konektivitas antarmoda yang ramah lingkungan BRT dan LRT," ujar Herman saat rapat menindaklanjuti Program Inisiatif Perbaikan Kualitas Udara Jabodetabek, di Kantor Kemenko Marves, di Jakarta, Kamis.
Herman mengatakan upaya Pemprov Jabar mengurangi polusi udara di Jabodetabek, sejalan dengan program Pemerintah Pusat, selain itu, Pemprov Jabar juga sudah menerapkan kebijakan Friday Car Free di Gedung Sate bagi para ASN, yang juga akan diterapkan di Pemda Bogor, Depok dan Bekasi.
"Dimulai di Kota Bandung kemudian pada akhirnya 27 kabupaten dan kota melakukan hal yang sama," ujarnya.
Upaya lainnya, yaitu pengelolaan sampah menggunakan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) untuk dikeringkan hingga siap digunakan sebagai bahan bakar alternatif di TPPAS Lulut Nambo, Kabupaten Bogor.
Herman mengatakan hasil dari pengolahan sampah RDF tersebut akan dibeli oleh perusahaan yang kini menjadi offtaker TPPAS Lulut Nambo.