Di sisi lain, Mudiyati menganggap kemunculan nama Sonny Salimi pada survei ini dinilai wajar, karena yang bersangkutan sudah lama menjabat sebagai Direktur Utama Perumda Tirtawening melewati tiga masa kepemimpinan Wali Kota Bandung yang berbeda.
"Mungkin sosok seperti beliau lah yang akan membuat kontestasi Pilkada Kota Bandung 2024 ini menjadi menarik, karena berdasarkan hasil survei ini kalangan profesional mendapat angka penerimaan yang cukup tinggi di masyarakat untuk memimpin Kota Bandung," ujar Mudiyati.
Selanjutnya, pada simulasi tertutup calon Walikota Bandung, hasil survei menunjukkan elektabilitas M Farhan mendapat persentase paling tinggi yakni sebesar 29 persen, diikuti Siti Muntamah 14,25 persen, Erwin 13,5 persen, Edwin Senjaya 7,25 persen, Asep Mulyadi 7,25 persen, Sonny Salimi 4,5 persen, Dandan Riza Wardana 4 persen dan Arfi Rafnialdi 1,5 persen, sementara 18,75 persen masyarakat belum mempunyai pilihan calon walikota.
"Dalam simulasi tertutup kali ini kami tidak mencantumkan nama Atalia Praratya karena belum ada kejelasan apakah Beliau akan maju atau tidak," ucap Yusa.
Yusa menegaskan bahwa kemungkinan perubahan pilihan masih tinggi, hal ini ditunjukkan dengan angka 71,25 persen responden mungkin mengubah pilihan.
"Artinya perhelatan pemilihan Walikota Bandung masih sangat dinamis dan sangat terbuka bagi semua calon yang akan maju," tutur Yusa.
Disebutkan, bahwa survei yang dilakukan Polsight itu dilakukan pada tanggal 20-24 Mei 2024. Survei preferensi politik masyarakat Kota Bandung, menghimpun 400 responden yang tersebar secara proporsional di 30 kecamatan.
Adapun margin of error dalam survei ini adalah plus minus 4,89 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen dengan isu permasalahan di Kota Bandung dan Pilkada Kota Bandung.