Ternate (ANTARA) - Bupati Halmahera Utara (Halut) Maluku Utara (Malut), Frans Manery, Jumat, membubarkan para pendemo menggunakan sebilah parang saat sekelompok mahasiswa dan pemuda itu menggelar unjuk rasa di Tobelo, ibu kota kabupaten setempat.
Bupati Halut Ir Frans Manery dihubungi, Jumat, menyatakan, sebelum mengejar massa dengan sebilah parang telah menegur massa aksi untuk kembali pulang, hanya saja massa justru tidak mengindahkan permintaan itu dan kembali orasi di agenda pleno KPU tersebut.
Frans berdalih tindakan yang dilakukan olehnya dilaksanakan bukan sebagai kepala daerah karena dirinya tidak memakai atribut.
"Sekali lagi saya katakan, tindakan saya tadi itu bukan atas nama Bupati, tapi atas nama pribadi," katanya.
Seperti diketahui, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) sebelumnya pada pagi melakukan unjuk rasa di Kantor DPRD Halut, Kantor BKAD, dan Kantor Bupati dan Hotel Marahai yang menjadi lokasi menginapnya artis ibu kota tersebut.
Puluhan mahasiswa menggelar refleksi 21 tahun berdirinya Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara di warnai dengan aksi penolakan kedatangan artis Ibu kota diantaranya Mario G Klau dan komika Mongol Stres yang akan menghibur masyarakat di acara puncak yang terletak di Lapangan Do'Omu Matau kawasan pemerintahan pada Jumat malam.
Diketahui unjuk rasa yang dilakukan sekelompok mahasiswa itu, terkait momentum HUT ke -21 Kabupaten Halmahera Utara.
Ketua GMKI Halut, Rivaldo Djini mengatakan, unjuk rasa itu sebagai bentuk keprihatinan atas gaji honorer tenaga kesehatan, hak-hak pegawai PNS berupa TPP selama 1,5 tahun, gaji honorer Satpol-PP, cleaning service, dan Siltap Pemerintah desa di 196 Desa yang saat ini belum dibayar oleh Pemkab Halut.
Bupati Halmahera Utara bubarkan massa pengunjuk rasa gunakan sebilah parang
Sabtu, 1 Juni 2024 7:10 WIB