"Kalau SDN Ciawitali sudah lebih dari sepuluh tahun rusak hingga akhirnya seluruh bangunan ambruk, terakhir dua minggu lalu satu ruang kelas yang dipaksakan dipakai ambruk, sehingga kami tidak memiliki ruang kelas," katanya.
Sedangkan SDN Budisetra bangunannya retak sehingga tidak memungkinkan untuk dipakai proses belajar mengajar, sehingga guru dan orang tua berinisiatif mendirikan tenda darurat dari terpal yang disulap menjadi ruang kelas untuk belajar sekitar 64 siswa dari dua sekolah.
Baca juga: Disdikpora Cianjur jamin anak putus sekolah dapat melanjutkan pendidikan