Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa diperkirakan bergerak variatif di tengah pelaku pasar bersikap 'wait and see' terhadap rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).
IHSG dibuka melemah 3,79 poin atau 0,05 persen ke posisi 7.095,52. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,35 poin atau 0,04 persen ke posisi 895,19.
“IHSG hari ini (14/05) diprediksi bergerak mixed (variatif) dalam range 7.020-7.132,” ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih di Jakarta, Selasa.
Dari mancanegara, pada pekan ini pelaku pasar mencermati rilis data inflasi AS yang diproyeksikan masih di atas level 3 persen, dari sebelumnya pada Maret 2024 berada di level 3,4 persen.
Iklim suku bunga tinggi ‘higher for longer’ berpotensi tetap terjadi, apabila inflasi masih belum dapat ke target di level 2 persen.
Dari Asia, Bank Sentral Jepang (BOJ) memberikan nada hawkish dengan mengurangi jumlah pembelian obligasi pemerintah yang jatuh tempo 5 hingga 10 tahun menjadi 425 miliar yen dari operasi reguler pada April 2024 sebesar 475 miliar yen.
Dari dalam negeri, IHSG menguat terbatas ditopang oleh sentimen Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan dividen.
Selain itu, pelaku pasar merespon positif kokohnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode April 2024 yang tercatat di level 127,7, atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 123,8.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG diprediksi variatif di tengah pasar wait and see data inflasi AS