Para sastrawan yang pernah hadir di kebun literasi adalah Prof Dr Setya Yuwono Sudikan (guru besar Unesa), J. Sumardianta (penulis), Yuditeha (novelis dan cerpenis), Sapta Arif (cerpenis), Sinta Yusinda (novelis/FLP) Arafat Nur, Hans Gagas, Ruli Riantiarno (cerpenis novelis), Beri Hanna (novelis), Panji Kusuma (novelis), Felix K. Nesi, Deni Mishar (Pelangi Sastra, Malang), Aning Aminuddin (penyair), Widodo Basuki (penyair Bahasa Jawa), dan lainnya.
Mereka merasa nyaman berekspresi kesenian di areal kebun itu karena bisa menikmati suasana sejuk di bawah rimbun dedaunan.
Tren
Kabid Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian Ponorogo Muhtamar Mahara, STP, MMA mengatakan bahwa pertanian organik kini menjadi tren di masyarakat sehingga apa yang dilakukan oleh Kang Tejo juga bisa ditularkan kepada masyarakat lainnya.
Dinas Pertanian juga giat menyosialisasikan pertanian ramah lingkungan itu. Pihaknya sudah memberikan perhatian, seperti memberi pelatihan kepada beberapa kelompok tani untuk membuat bokasi , yakni fermentasi bahan-bahan organik untuk dijadikan pupuk.
Selain itu, pemerintah daerah juga memanfaatkan kotoran sapi perah untuk diolah menjadi pupuk organik. Umumnya, kelompok tani hanya menggunakan produk pupuk organik itu untuk dipakai sendiri di kelompoknya dan belum mengarah ke industri yang bisa dijual ke luar kelompok.
Baik secara teknis pertanian maupun dampak psikologis dari berkebun sangat bagus. Secara teknis, kegiatan berkebun itu dapat membantu penyediaan pangan alternatif atau ketahanan pangan dan bagi pelaku dapat menjaga kesehatan mental serta fisik.
Berkebunlah, pasti sehat. Begitu pesan Kang Tejo untuk masyarakat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Berkebun dengan cinta, Fatihah, dan selawat
Spektrum - Berkebun dengan cinta, Fatihah, dan salawat
Sabtu, 27 April 2024 8:00 WIB