Jakarta (ANTARA) - Direktur Digital dan Teknologi Informasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Arga M. Nugraha mengimbau kepada nasabah untuk tetap waspada terhadap penipuan online dengan modus social engineering menjelang Idul Fitri 1445 Hijriah.
Dalam modus social engineering, pelaku memanfaatkan manipulasi sosial dan kelemahan psikologis seperti rasa keingintahuan, ketergesaan, dan kelengahan manusia.
“Akibatnya korban (jika lengah) menjadi sasaran bagi pelaku kejahatan, tanpa menyadari dirinya menjadi korban social engineering,” kata Arga dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.Menjelang Lebaran, transaksi keuangan dan peredaran uang diperkirakan meningkat. Momen-momen penting tertentu biasanya dimanfaatkan pelaku penipuan, misalnya dengan mengatasnamakan kurir paket atau parsel dan mengirimkan file ucapan selamat lebaran melalui file aplikasi tidak resmi (.apk).
Untuk itu, dalam memberikan perlindungan terhadap nasabah, BRI menyampaikan pihaknya menerapkan tiga komponen yakni dari sisi proses, teknologi, dan people.
Menurut perseroan, BRI senantiasa melakukan proses pengembangan aplikasi lebih secure. BRI juga terus berupaya meningkatkan kesadaran akan bahaya social engineering baik kepada para pekerja maupun nasabah BRI.
“Kesadaran ini untuk memenuhi tanggung jawab melindungi data dan dana para nasabah,” kata Arga.