Cianjur (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menyarankan seluruh pemerintahan desa di Cianjur, memiliki alat pengasapan atau fogging sendiri yang dapat dibeli menggunakan dana desa (DD) karena minim-nya alat dan keterbatasan petugas di dinas.
Kepala Dinkes Cianjur, dr Yusman Faisal di Cianjur Kamis, mengatakan pengasapan saat ini tidak seluruhnya ditangani pihaknya karena keterbatasan tersebut, sehingga seluruh desa di Cianjur diminta untuk mengadakan alat sendiri.
"Tercatat selama Januari hingga Februari ada 247 kasus DBD dengan korban jiwa sebanyak 4 orang, sehingga sosialisasi digencarkan terkait antisipasi agar kasus DBD tidak terus meningkat seperti rutin membersihkan lingkungan sekitar," katanya.
Tidak hanya kekurangan alat dan petugas, ungkap dia, pihaknya juga minim anggaran untuk pengasapan setiap tahunnya karena untuk satu kali pengasapan membutuhkan biaya yang cukup tinggi dengan jumlah petugas lebih dari dua orang.
Sehingga pihaknya meminta warga untuk meningkatkan gotong royong memberantas sarang nyamuk setiap pekan terutama selama musim penghujan, dimana banyak barang atau genangan air di lingkungan tempat tinggal-nya.
"Memberantas nyamuk dengan pengasapan harus hati-hati karena meninggalkan bekas bahan kimia yang dapat menempel selain di lantai juga di baju, makanan, minuman, kalau ada anak kecil di rumah tangga berisiko terganggu kesehatannya," kata Yusman.
Pihaknya sudah menyampaikan usulan ke Bupati Cianjur dan Sekda Cianjur agar setiap desa menyiapkan alat pengasapan sendiri yang dapat dibeli menggunakan DD, sehingga penanganan cepat dapat dilakukan tanpa harus menunggu petugas dari dinas.
"Harga alat pengasapan sekitar Rp3 juta sampai Rp4 juta, dapat dianggarkan daru dana desa sebetulnya, untuk obat-nya nanti berkoordinasi dengan puskesmas," katanya.
Yusman menambahkan, kasus DBD paling tinggi saat ini terjadi di wilayah utara, seperti Kecamatan Cianjur, Cilaku, Karangtengah dan beberapa kecamatan lainnya.