Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis diperkirakan bergerak sideways (mendatar) seiring The Fed cenderung enggan untuk memangkas suku bunga acuannya dalam waktu dekat.
IHSG dibuka melemah 14,07 poin atau 0,19 persen ke posisi 7.334,95. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 3,08 poin atau 0,31 persen ke posisi 1.005,32.
“IHSG berpeluang bergerak sideways pada hari ini,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Dalam risalah Federal Open Market Committee (FOMC Minutes), para pejabat The Fed cenderung enggan untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat, dimana para pelaku pasar saat ini meyakini The Fed hanya akan memangkas 91,5 basis poin (bps), dari sebelumnya 150 bps pada awal tahun ini.
Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur (RDG) menunjukkan hasil bahwa BI kembali menahan suku bunga acuan di level 6 persen selama empat bulan beruntun sejak terakhir kali menaikkan suku bunga pada Oktober 2023 sebesar 25 (bps).
Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan keputusan mempertahankan suku bunga BI tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk penguatan stabilitas nilai tukar Rupiah dan langkah pre-emptive untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada 2024.
Pada hari ini, BI akan merilis data transaksi berjalan dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) untuk kuartal IV-2023 dan keseluruhan tahun 2023, yang diperkirakan masih akan mencatat surplus, namun transaksi berjalan akan mengalami defisit.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG diprediksi mendatar seiring The Fed tidak akan segera 'dovish'