Jakarta (ANTARA) -
IHSG ditutup melemah 38,84 poin atau 0,53 persen ke posisi 7.297,70, sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 8,34 poin atau 0,53 persen ke posisi 998,28.
“Indeks saham di Asia Senin (19/02) ini ditutup beragam dengan kecenderungan melemah, dengan MSCI Asia- Pasifik di luar Jepang terpangkas 0,1 persen setelah melonjak 2 persen pekan lalu, seiring dengan pudarnya peluang penurunan suku bunga di tingkat global,” sebut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Data Producer Price Index (PPI) Amerika Serikat (AS) memperlihatkan bahwa inflasi di level produsen naik 0,3 persen month to month (mtm) pada Januari 2023, atau tertinggi dalam lima bulan, setelah turun minus 0,1 persen (mtm) pada Desember 2023.
Inflasi inti (core PPI) naik 0,5 persen, atau tercepat sejak Juli 2023, menyusul penurunan minus 0,1 persen pada bulan sebelumnya, dimana secara tahunan core PPI naik 2 persen, atau lebih cepat dari kenaikan 1,7 persen pada bulan sebelumnya.
Data PPI ini keluar hanya beberapa hari setelah rilis data CPI yang memperlihatkan inflasi di tingkat konsumen tetap tinggi meskipun bank sentral AS The Fed mempunyai ekspektasi bahwa tren penurunan inflasi (CPI) akan terus berlanjut.
CPI AS naik 3,1 persen year on year (yoy) pada Januari 2024, atau melambat dari kenaikan 3,4 persen (yoy) pada bulan sebelumnya namun masih jauh di atas target inflasi 2 persen yang dikejar oleh Federal Reserve.
Lebih lanjut, inflasi inti (Core CPI) naik 3,9 persen (yoy), atau sama dengan laju kenaikan pada Desember 2023.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG ditutup melemah di tengah pasar "wait and see" RDG Bank Indonesia