Jakarta (ANTARA) - Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Irvan Susandy mengatakan penerapan sistem kerja empat hari dalam sepekan berpotensi melemahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), karena belum banyak negara yang menerapkan sistem tersebut.
“Contoh sederhananya, kalau kita libur sementara bursa lain buka, kalau global turun saat kita libur, misalnya, maka saat buka kemungkinan turunnya langsung dalam,” ujar Irvan kepada awak media di Jakarta, Senin.
Apabila sistem itu diterapkan di Indonesia, ia menilai akan ada penyesuaian terkait perkembangan informasi dan perdagangan antara BEI dengan negara- negara lain yang masih menerapkan lima hari kerja dalam sepekan.
“Kalau negara lain punya lima hari kerja/ perdagangan, sementara Indonesia hanya punya empat hari, akan ada waktu penyesuaian perkembangan informasi dan trading di negara-negara besar terhadap negara kita,” ujar Irvan.
Namun, ia memastikan perlu dilakukan kajian mendalam terlebih dahulu terkait seberapa besar dampaknya terhadap perdagangan di pasar modal Indonesia, apabila sistem empat hari kerja dalam sepekan itu diterapkan.
“Kalau dampaknya terhadap trading harus dikaji dulu, biar bisa ketahuan seberapa besar pengaruhnya,” ujar Irvan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Direktur BEI sebut sistem kerja 4 hari berpotensi lemahkan IHSG