Jakarta (ANTARA) - Dua organisasi keagamaan Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dinilai layak mendapat hadiah Nobel atas perannya dalam membangun toleransi.
Usulan agar kedua organisasi itu dianugerahi Nobel disampaikan oleh Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta dalam acara Human Fraternity Majlis 2024, yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin di Abrahamic Family House, Abu Dhabi, UAE, pada Ahad.
“Bahkan tadi dalam sambutannya Presiden Timor Leste Ramos Horta, itu mengusulkan supaya dua organisasi ini diberikan hadiah Nobel karena perannya besar dalam rangka membangun toleransi. Model toleransi dari Indonesia memang sekarang sudah menjadi contoh bagi dunia,” kata Ma’ruf dalam keterangannya seperti disampaikan Biro Pers Setwapres RI.
Menurut Wapres, usulan tersebut menunjukkan bahwa dunia benar-benar melihat eksistensi Indonesia dalam menjaga persatuan negara berdasarkan azas toleransi.
Hal tersebut bisa dilihat dari kiprah NU dan Muhammadiyah di masyarakat Indonesia.
“Indonesia dengan penduduk yang sangat besar dengan keragaman dan kita bisa membangun toleransi di antara bangsa kita, menjadi bangsa yang kita jaga keutuhan dan persatuannya,” papar Wapres Ma’ruf.
Selama kunjungan kerjanya di Abu Dhabi, Wapres Ma’ruf juga akan menghadiri acara Zayed Award for Human Fraternity 2024 pada Senin (5/2) dan menyaksikan pemberian penghargaan bagi NU dan Muhammadiyah.
Zayed Award for Human Fraternity adalah penghargaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi.