Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar yang sedang wait and see keputusan suku bunga acuan The Fed pada Kamis (01/02) dini hari waktu Indonesia.
IHSG ditutup menguat 40,95 poin atau 0,57 persen ke posisi 7.137,09. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 8,30 poin atau 0,87 persen ke posisi 951,49.
“Saat ini para pelaku pasar cenderung wait and see menantikan keputusan tingkat suku bunga The Fed yang akan dirilis pada Kamis dini hari,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Dari mancanegara, kontrak berjangka (futures) Federal Funds Rate (FFR) mempertimbangkan 98 persen peluang The Fed akan mempertahankan suku bunga di posisi 5,25-5,5 persen.
Saat ini proyeksi penurunan suku bunga acuan yang akan terjadi pada Maret 2024 atau Mei 2024, menjadi subjek perdebatan hangat di kalangan investor.
Di sisi lain, kemarin IMF merilis World Economic Outlook yang memberikan prospek inflasi mulai stabil dan “soft landing” di depan mata.
GDP China yang awalnya diproyeksikan IMF sebesar 4,1 persen berubah menjadi 4,6 persen, serta GDP Amerika Serikat (AS) yang awalnya diproyeksikan IMF sebesar 1,5 persen berubah menjadi 2,1 persen.
Namun demikian, sentimen negatif juga datang dari China, hari ini Badan Statistika China merilis PMI Manufacturing Januari 2024 yang naik menjadi 49,2 atau lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya sebesar 49.
Meskipun naik, angka ini masih kurang memuaskan karena masih berada di bawah 50 yang artinya tetap berada di zona kontraksi.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, enam sektor meningkat yaitu dipimpin sektor barang konsumen non prime yang meningkat sebesar 0,82 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG ditutup menguat di tengah "wait and see" suku bunga The Fed