Petani di Kecamatan Karangtengah Subadri (43) mengatakan ketersediaan pupuk terutama pupuk bersubsidi sulit didapatkn, setiap tahun dia dan ratusan petani di wilayah tersebut melakukan tiga kali masa tanam, sehingga membutuhkan 500 kilogram pupuk.
"Saat ini, kami hanya mendapatkan kurang lebih 100 kilogram pupuk bersubsidi sedangkan kebutuhan tiga kali musim tanam 500 kilogram, jauh dari kebutuhan, sehingga kami terpaksa mengakali dengan menggunakan pupuk dari kotoran ternak atau beli pupuk non-subsidi yang mahal," katanya pula.
Seiring sulitnya mendapatkan pupuk, ujar dia lagi, membuat hasil produksi mengalami penurunan yang biasanya dari satu hektare dapat menghasilkan 800 kilogram padi saat ini menurun menjadi 5.00 kilogram.
"Harapan kami ada kebijakan dari pemerintah memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi untuk petani, sehingga Cianjur dapat menjadi lumbung padi di Indonesia tidak hanya di Jabar kalau pupuknya tersedia atau sediakan pupuk murah," katanya lagi.
Baca juga: DPRD Jabar dorong UPTD Balai Benih Padi Palawija Cianjur berinovasi
Pemkab Cianjur targetkan produksi padi 2024 sekitar 1 juta ton
Sabtu, 27 Januari 2024 17:37 WIB