Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat sore ditutup menguat di tengah pelemahan mayoritas bursa kawasan Asia.
IHSG ditutup menguat 21,18 poin atau 0,29 persen ke posisi 7.241,14. Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 7,88 poin atau 0,81 persen ke posisi 977,82.
"Ada kekhawatiran bahwa inflasi Amerika Serikat (AS) berpotensi kembali naik akibat adanya kenaikan harga minyak mentah disebabkan adanya konflik di Timur Tengah, yang menjadi penting mengingat jika inflasi AS berada lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar, maka probabilitas pemangkasan suku bunga akan menjadi lebih besar," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan data Biro Statisik AS, inflasi AS pada Desember 2023 naik menjadi 3,4 persen year on year (yoy), dari sebelumnya sebesar 3,1 persen (yoy) pada November 2023.
Secara bulanan, CPI pada Desember 2023 juga naik menjadi 0,3 persen month to month (mtm), dari sebelumnya sebesar 0,1 persen (yoy) pada November 2023.
Kenaikan inflasi AS terjadi karena adanya seasonality Natal dan tahun baru. Selain itu, memanasnya konflik di Timur Tengah, yang turut menaikkan harga minyak mentah dunia juga berkontribusi menaikkan inflasi pada akhir 2023.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor meningkat yaitu dipimpin sektor energi sebesar 0,70 persen, diikuti sektor industri dan sektor barang baku yang masing-masing naik sebesar 0,68 persen dan 0,15 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG akhir pekan ditutup naik di tengah pelemahan bursa kawasan Asia