Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar sedang wait and see data inflasi Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan ini.
IHSG ditutup menguat 27,10 poin atau 0,38 persen ke posisi 7.227,30. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 0,94 poin atau 0,10 persen ke posisi 969,13.
“Bursa regional Asia cenderung melemah yang tampaknya terseret hubungan Taiwan dan China, dan juga sikap pelaku pasar yang masih menanti rilis data ekonomi jelang data inflasi AS akhir pekan ini,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajian di Jakarta, Rabu.
Dari Asia, hubungan Taiwan dan China kembali memanas menjelang pemilihan Presiden Taiwan pada akhir pekan ini, dimana China menyampaikan bahwa tidak memiliki ruang untuk berkompromi dengan mereka yang menganjurkan kemerdekaan Taiwan.
Hal itu akan memberikan dampak konflik berkepanjangan dan memanas, mengingat di belakang Taiwan terdapat negara AS, sehingga akan memberikan dampak sensitivitas hubungan China dan AS.
Adapun, sentimen lainnya datang dari sikap pelaku pasar yang mencermati kenaikan Yield US Treasury 10 year menjadi 4,019 persen menjelang data inflasi AS yang akan menjadi rujukan kebijakan moneter The Fed ke depan, sehingga membuat pelaku pasar cenderung wait and see untuk masuk pada pasar saham.
Dibuka melemah, IHSG bergerak ke teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor meningkat yaitu dipimpin sektor infrastruktur sebesar 1,45 persen, diikuti sektor kesehatan dan sektor barang konsumen primer.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG ditutup menguat di tengah pasar 'wait and see' data inflasi AS