Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup menguat di tengah pelemahan bursa saham kawasan Asia.
IHSG ditutup menguat 33,69 poin atau 0,48 persen ke posisi 7.093,60. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,43 poin atau 0,05 persen ke posisi 940,14.
“Bursa Asia bergerak mixed, ditengarai sikap wait and see pasar terhadap beberapa rilis data ekonomi pada pekan ini,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Dari mancanegara, pada Jumat (08/12) pekan ini, pasar mengharapkan data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) akan mencatatkan hasil yang baik agar soft landing segera tercapai.
Pasar memproyeksikan non farm payrolls AS naik menjadi 180.000, atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya sebesar 150.000.
Selain itu, pasar memproyeksikan unemployment rate AS tetap stabil di level 3,9 persen year on year (yoy).
Di Asia, pasar menantikan rilis data inflasi dan harga produsen China yang diperkirakan turun menjadi minus 2,8 persen, akibat masih belum stabilnya perekonomian sektor riil di China.
Dari Eropa, nilai tukar Euro juga telah meningkat baru-baru ini, namun mengalami pembalikan pada pekan lalu ketika data inflasi yang secara mengejutkan melemah, sehingga pasar memperkirakan adanya penurunan suku bunga bank sentral Eropa pada Maret 2024.
Presiden bank sentral Jerman Joachim Nagel melawan sikap dovish dalam sebuah wawancara pada akhir pekan, namun dengan inflasi yang mereda begitu cepat, pasar memperkirakan ECB harus melakukan pelonggaran untuk menghentikan kenaikan suku bunga riil.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG ditutup menguat di tengah pelemahan bursa kawasan Asia