Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup melemah seiring dengan adanya aksi ambil untung (profit taking) para pelaku pasar.
IHSG ditutup melemah 83,38 poin atau 1,14 persen ke posisi 7.200,20. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 6,35 poin atau 0,65 persen ke posisi 970,07.
“Dari dalam negeri, IHSG cenderung mengalami koreksi yang tampaknya dipengaruhi tekanan aksi jual karena profit taking,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajian di Jakarta, Selasa.
Di sisi lain, bursa regional Asia menguat menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) pada pekan ini yang akan dapat memberikan petunjuk mengenai langkah kebijakan The Fed selanjutnya.
Survei ekspektasi konsumen terbaru menunjukkan bahwa perkiraan inflasi konsumen AS dalam jangka pendek turun ke level terendah dalam hampir tiga tahun pada Desember 2024.
Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan tujuan ganda bank sentral untuk menurunkan inflasi dan mempertahankan tingkat pengangguran yang rendah belum bertentangan.
Sementara itu, pasar juga menantikan langkah kebijakan pemerintah China dalam meningkatkan pertumbuhan, dimana pasar tampaknya mempunyai pandangan bahwa bank sentral China akan melakukan pelonggaran kebijakan moneternya di saat masih lemahnya pemulihan ekonomi China.
Sebelumnya, departemen kebijakan moneter bank sentral China mengungkapkan mungkin menggunakan operasi pasar terbuka, fasilitas pinjaman jangka menengah, dan penurunan persyaratan cadangan di antara alat kebijakan moneter lainnya untuk memberikan dukungan kuat bagi pertumbuhan kredit yang wajar.
Dibuka menguat, IHSG bergerak ke teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG ditutup melemah seiring aksi ‘profit taking’ pelaku pasar