Selain meresahkan, keberadaan ulat bulu itu dikhawatirkan dapat memicu risiko kecelakaan, apalagi kontur jalan di wilayahnya relatif curam.
“Ibu-ibu yang melintas merasa takut, khawatir terjadi kecelakaan karena kepanikan warga di area ini, apalagi di kawasan ini terdapat jurang,” tuturnya.
Lebih lanjut, dia mengemukakan setiap tahun ribuan hama ulat bulu itu selalu muncul dari pohon jati. Jumlah hama tersebut akan mencapai puncaknya setelah masuk musim hujan.
“Dibandingkan tahun lalu, serangan ulat bulu tahun ini lebih parah, diduga dipengaruhi oleh faktor cuaca,” katanya.
Meskipun jumlah ulat bulu mulai berkurang, ia mengajak warga untuk bersama-sama mengatasi dampak yang ditimbulkannya dan mencegah agar fenomena itu tidak terulang kembali.
“Permasalahannya bukan hanya di jalan utama, tapi juga pemukiman warga yang paling dekat dengan pohon jati,” ucap dia.