Bogor, 5/4 (ANTARA) - Peneliti Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB Prof Aunu Rauf mengatakan hama ulat bulu di Probolinggo Jawa Timur dapat dikendalikan.
"Pengendalian dapat dilakukan dengan penggunaan pestisida atau memusnahkan kepompong dengan cara manual yakni mengumpulkan dan membakarnya," kata Rauf ketika dihubungi lewat telepon, Selasa.
Aunu menjelaskan, hama ulat bulu yang menyerang delapan kecamatan di Probolinggo merupakan jenis baru yang belum pernah dilaporkan.
Karena, jenis ulat bulu yang biasa menyerang pohon mangga berbeda dengan ulat bulu yang kini menyerang puluhan pohon mangga di Probolinggo.
"Ini jenis baru, belum pernah dilaporkan sebelumnya ulat jenis ini menyerang pohon mangga," katanya.
Jenis ulat bulu tersebut, kata Aunu, termasuk kelompok kupu-kupu jenis ngengat yang berwarna gelap dan aktif bergerak di malam hari.
Bila kepompong tersebut tidak segera diberantas, populasinya akan terus bertambah dan akan mengganggu produksi mangga di kawasan tersebut.
"Ulat ini menyerang daun-daun mangga menyebabkan daun-daun rontok dan rusak. Daun ini berfungsi untuk proses fotosintensis. Ini akan mempengaruhi produksi mangga di daerah ini," katanya.
Aunu yang saat ini sedang berada di Probolinggo mengatakan, berdasarkan pengamatannya di lapangan, umur ulat dilapangan seragam, artinya ulat berasal dari telur yang sama yakni telor ngengat.
Menurut Aunu, penyebab hama ulat bulu tersebut karena musuh alaminya mengalami tekanan. Musuh alami ulat tersebut tidak hanya burung, ada juga serangga, lalat dan lebah.
"Musuh alaminya terganggu karena musim hujan yang panjang. Ini murni faktor alam," katanya.
Hilangnya musuh alami, menyebabkan ulat-ulat tersebut mendadak berkembang biak hingga menjadi hama.
Aunu mengatakan, pemerintah setempat telah melakukan upaya pencegahan dengan menyebarkan musuh alaminya. Namun untuk mempercepat pemberantasannya, peran masyarakat sangat diharapkan untuk mengumpulkan kepompong yang sudah terbentuk dan dimusnahkan dengan membakarnya.
Menurut Aunu, hama ulat bulu selain merusak tanaman mangga, juga menyebabkan gatal-gatal bila terkena kulit manusia. Namun, gatal-gatal tersebut tidak berpengaruh buruk.
Selain itu, penyemprotan disinsektan yang berlebihan dikhawatirkan mempengaruhi kondisi lingkungan setempat. Sehingga pemusnahan dengan cara alami lebih di prioritas.
Laily R