Bandung (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan, kunci utama peningkatan produksi pangan di Indonesia, termasuk di Jawa Barat, adalah penanggulangan keluhan petani.
Menurut Amran, sedikitnya ada lima kunci utama untuk peningkatan produksi pangan yang semuanya adalah permasalahan yang kerap dihadapi petani, pertama adalah penyediaan benih, kedua distribusi pupuk, ketiga terkait irigasi, keempat persoalan hama, dan kelima terkait penyuluhan pertanian.
"Jika lima kunci utama yang merupakan permasalahan yang dihadapi petani diselesaikan, penanganan masalah pangan ini insyaallah selesai," kata Amran dalam pertemuan dengan para Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Nasional (KTNA) se-Indonesia dan Rakor Upsus Akselerasi Padi dan Jagung di Wilayah Jabar 2023-2024, Bandung, Rabu.
Amran menyebutkan, usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu pertama memastikan distribusi pupuk lancar dengan mencabut regulasi yang menghambat seperti ketentuan kartu tani, kemudian menganggarkan untuk perbaikan dan revitalisasi irigasi tersier, memastikan kelancaran subsidi benih, dan memastikan kualitas SDM penyuluh pertanian.
"Kita tahu apa masalahnya, keluhannya, kita tanggulangi baru kita minta produksinya insyaallah kalau kelima keluhan tadi kita penuhi, produksi pangan Indonesia juga akan meningkat," ucapnya.
Peningkatan produksi pangan, kata Amran, terus diupayakan pemerintah Indonesia sebagai antisipasi atas ancaman krisis pangan yang kini tengah dihadapi dunia akibat pemanasan global.
Bahkan jika cita-cita tersebut sukses dilaksanakan, menurutnya Indonesia akan menjadi lumbung pangan dan bisa membantu negara lain yang kekurangan pangan.
"Kondisi global untuk pangan saat ini sangat mengkhawatirkan. Pemanasan global membuat suhu naik 1,2 derajat. Dan sudah masuk zona oranye, ini bukan biasa-biasa. Ini jadi perhatian pemerintah, makanya kami melibatkan berbagai pihak, terutama TNI, dalam menjaga ketahanan pangan," kata Amran.