Bandung (ANTARA) -
Pada sarasehan Hari Pahlawan 2023 dan silaturahim bersama keluarga Pahlawan Nasional KH Abdul Chalim di Bandung Senin Bey mengatakan bahwa saat ini terkadang mayoritas masyarakat lupa bahwa kenikmatan merdeka yang dirasakan sekarang, merupakan buah dari perjuangan para pahlawan terdahulu melawan penjajahan.
"Kita kadang lupa, bahwa para pahlawan itu juga harusnya tidak hanya dihormati, tapi diteladani juga, pelajari hidupnya. Pasti pahlawan itu rela berkorban, karena merelakan waktu untuk negara dan juga sudah pasti hidupnya sederhana karena semuanya dia berikan kepada negara," kata Bey.
Peneladanan jasa pahlawan tersebut, kata Bey, termasuk dari KH Abdul Chalim yang baru saja ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah atas sepak terjangnya dahulu yang turut membantu memerdekakan Indonesia dari penjajahan bangsa asing.
"KH Abdul Chalim jadi pahlawan nasional tahun ini. Ini jadi pahlawan nasional ke-15 dari Jawa Barat dan kita harus meneladani dari sosok pahlawan ini, di mana disampaikan Kiyai Asep putranya, bahwa beliau sudah berjuang sejak muda dan juga sangat disegani, dihormati. Sudah sejajar dengan kiyai besar lainnya," katanya.
KH Abdul Chalim merupakan sosok ulama asal Kabupaten Majalengka yang kiprah perjuangannya mampu membangun komunikasi efektif di antara para ulama di Jawa dan Madura, termasuk dalam konsolidasi gagasan sehingga terbentuk Komite Hijaz, yang berkembang menjadi organisasi Nahdlatul Ulama (NU).
Selain itu, KH Abdul Chalim juga merupakan pembina kerohanian organisasi semi militer Hizbullah, pendiri Hizbullah untuk wilayah Majalengka dan Cirebon, serta pejuang Hizbullah di berbagai medan pertempuran, mulai dari Majalengka, Cirebon, hingga Surabaya. Kiprah perjuangan KH Abdul Chalim juga sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS RI).