Jakarta (ANTARA) - Analis Bank Woori Saudara BWS Rully Nova menyatakan penguatan Rupiah akibat data pengangguran Amerika Serikat (AS) yang meningkat 13 ribu menjadi 231 ribu dari perkiraan 220 ribu.
“Nilai tukar Rupiah hari ini diprediksi menguat terhadap dolar AS pada kisaran Rp15.490-Rp15.540 per dolar AS, dipengaruhi oleh faktor eksternal yakni angka pengangguran Amerika yang naik,” kata dia ketika dihubungi Antara, Jakarta, Jumat.
Nilai tukar (kurs) Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi menguat sebesar 0,15 persen atau 24 poin menjadi Rp15.531 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.555 per dolar AS.
Dia juga melihat ada sentimen dari pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dengan Presiden AS Joe Biden yang memberikan hasil positif.
"Salah satu dari pertemuan tersebut adalah peluang untuk mengurangi sanksi AS terhadap ekspor dan investasi China yang ke depan akan berefek pada peningkatan volume perdagangan global," ungkap Rully.
Namun, selama pekan ini, data-data ekonomi AS yang memburuk, peringkat utang (credit rating) AS oleh Moody’s dari stabil menjadi negatif, dan perkiraan ekonomi AS yang melambat menandai era Paman Sam masuk periode soft landing.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Penguatan Rupiah akibat data pengangguran Amerika naik