Bandung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) melaksanakan rapat dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (Japan International Cooperation Agency/JICA) membahas berbagai proyek mulai dari Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka sampai Tol Patimban.
Penjabat Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin mengatakan dalam rapat yang dilaksanakan di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis, melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, yakni Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar, DPMPTSP Jabar, dan Dinas Perhubungan (Dishub) Jabar ini, terkait pembangunan TPPAS Legok Nangka telah ada kesepahaman untuk percepatan.
Baca juga: Lelang Tol Akses Patimban dalam tahap penetapan pemenang
"Rapat dengan JICA itu tadi tentang Legok Nangka sama dengan kami ingin segera berjalan, dan ada beberapa isu yang tengah dibahas, kami minta kepada JICA untuk membantu mempercepat penyelesaian agar cepat groud breaking tahun depan. Itu yang legok nangka. Kemudian juga soal kawasan Rebana dibahas ada bantuan pelatihan," kata Bey.
Terkait dengan kawasan Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Bey mengatakan dalam rapat tersebut dibahas pembuatan jalur tol di sana dengan harapan pada tahun 2024 sudah bisa mulai dibangun.
Untuk titiknya, kata Bey, tol tersebut akan dibangun sepanjang 36 kilometer dari titik awal di Km 89 Tol Cikampek-Palimanan (Cipali) ke lokasi Pelabuhan Patimban.
Namun, Bey mengatakan pula bahwa pihaknya belum bisa memastikan, karena memiliki keterkaitan dengan pembebasan lahan.
"Untuk Tol Patimban, mereka (JICA) mintanya tahun depan (2024), tapi saya belum tahu, karena kan terkait pembebasan lahan," ujarnya menambahkan.
TPPAS Legok Nangka digunakan untuk menampung dan memproses sampah dari enam wilayah, yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kota Cimahi, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Bandung Barat dengan kapasitas sekitar 2.131 ton per hari.
Dilengkapi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), TPPAS Legok Nangka akan mengolah sampah dengan kapasitas listrik yang dihasilkan mencapai 18 megawatt (MW).
Untuk kawasan Rebana Metropolitan yang sedang dikembangkan oleh Pemprov Jabar diproyeksikan menjadi masa depan penggerak ekonomi Jabar mendukung kawasan industri yang saat ini berjalan di Bekasi dan Karawang.