Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyerukan agar perang antara kelompok Hamas Palestina dan Israel segera dihentikan karena sudah menelan ribuan korban jiwa.
"Saya kira hari ini lebih dari 4.000 orang terbunuh, karena itu harus segera dihentikan," kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin di sela pembukaan pertemuan Organisasi Konsultasi Hukum Asia Afrika (AALCO) ke-61 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin.
Menurut Wapres RI solusi yang harus dijalankan untuk kedua belah pihak yakni kesepakatan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yakni solusi dua negara atau two state solution.
"Mengenai masalah penyelesaian dua negara yang ini barang kali masih harus terus dilakukan," imbuhnya.
Ia pun mengharapkan agar momentum AALCO ke-61 yang saat ini sedang berlangsung di Bali, dapat berperan penting dalam menyatakan penghentian segera perang antara Hamas Palestina dan Israel.
Pasalnya, lanjut Wapres RI, masalah Palestina menjadi salah satu perhatian penting di kawasan Asia Afrika.
"Oleh karena itu saya ingin juga konferensi ini menyatakan supaya perang segera dihentikan karena ini menyangkut masalah kemanusiaan," ucap Wapres Ma’ruf Amin.
Isu terkait Palestina menjadi menjadi salah satu topik substantif yang dibahas oleh 47 negara anggota organisasi AACLO ke-61.
Topik substansi lain yang dibahas di antaranya hukum laut, pembangunan berkelanjutan dan lingkungan, hukum investasi dan perdagangan internasional, forum pemulihan aset dan isu hukum di luar angkasa.
Agenda tahunan itu diadakan di tengah pecahnya kembali antara kelompok Hamas Palestina dan Israel pada 7 Oktober 2023.
Sementara itu, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI saat ini sedang berjuang melakukan evakuasi kepada WNI.
Saat ini, Kemlu mendata total ada 143 Warga Negara Indonesia (WNI) di wilayah konflik Palestina dan Israel.
Kementerian Luar Negeri RI merinci sebanyak 10 WNI berada di jalur Gaza, 39 orang di Tepi Barat dan 94 orang di Sapir.
Dari jumlah itu, sebanyak 129 WNI yang berada di Palestina dan Israel memilih untuk tidak dievakuasi, meskipun konflik di antara kedua itu kembali memanas.
Menurut Direktur Perlindungan WNI Kemlu Judha Nugraha, ratusan WNI yang tidak mau dievakuasi adalah warga Indonesia yang menikah dengan warga setempat atau yang telah memiliki pekerjaan tetap di Tepi Barat, Tel Aviv, dan Yerusalem.
Sementara itu Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Andalas, Sumatera Barat, Virtuous Setyaka mengatakan konflik atau perang antara Israel dengan Palestina akan terus meningkat apabila negara-negara di dunia abai atau tidak membantu menyelesaikannya.
"Konflik ini akan terus meningkat dan semakin sulit untuk dihentikan kalau, misalnya, banyak pihak di dunia yang tidak mau terlibat untuk menyelesaikan persoalan itu," kata Virtuous Setyaka di Padang, Senin.
Menurut Virtuous, eskalasi konflik akan semakin memanas karena kedua belah pihak akan terus berusaha memperjuangkan masing-masing kepentingannya. Oleh karena itu, butuh kehadiran negara lain yang netral dan aktif guna meredam konflik. Akademisi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas tersebut mengatakan jika tidak ada pihak yang aktif memediasi kedua negara, maka diperkirakan konflik berkepanjangan terus terjadi hingga ada negara yang takluk atau jatuh.
Pada kesempatan itu, ia juga mempertanyakan peran nyata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Indonesia sebagai organisasi dunia dan negara yang mendukung kemerdekaan Palestina.
Baca juga: Isu Palestina dibahas pada pertemuan AALCO ke-61 di Bali
Baca juga: Empat WNI yang dievakuasi dari Tepi Barat telah sampai di Tanah Air
Apalagi, selama ini Indonesia kerap menyuarakan kemerdekaan Tanah Palestina dari jajahan Israel. Hal itu bukan tanpa alasan. Sebab, Palestina merupakan satu dari sekian banyak negara yang mengakui kedaulatan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka.
Selain Indonesia dan PBB, negara-negara besar di dunia juga didorong untuk aktif meredam konflik Israel Palestina termasuk melakukan intervensi nyata (meredam konflik). Apalagi, dampak dari konflik tersebut telah menimbulkan banyak korban jiwa di kedua belah pihak. "Negara-negara harus ikut aktif meredam karena mau tidak mau, suka tidak suka, ya mereka seharusnya merasa ikut bertanggung jawab," ujarnya.
Sebab, perdamaian dunia sudah dinyatakan menjadi cita-cita bersama. Sehingga semua negara harus berani mengimplementasikan-nya demi kepentingan global serta atas nama kemanusiaan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wapres serukan hentikan perang Hamas Palestina-Israel