Pada pelaksanaan tradisi siraman panjang, menurut Gumelar, warga biasanya mengambil air bekas cucian barang peninggalan Sunan Gunung Jati.
"Mereka ingin mendapatkan keberkahan dari Allah SWT melalui peninggalan ini," katanya.
Ia menjelaskan bahwa tradisi siraman panjang memiliki makna filosofis bahwa manusia harus membersihkan diri secara lahir dan batin menggunakan air yang merupakan sumber dari kehidupan.
Gumelar menyampaikan bahwa Keraton Kasepuhan Cirebon akan melaksanakan ritual panjang jimat pada puncak acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tanggal 12 Rabiulawal 1445 Hijriah, yang jatuh pada 28 September 2023.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Cirebon Agus Mulyadi menuturkan bahwa masjid kuno serta budaya dan tradisi lokal merupakan bagian dari daya tarik pariwisata di Cirebon.
Menurut dia, keragaman budaya dan tempat-tempat bersejarah di Kota Cirebon membantu mendongkrak kegiatan pariwisata daerah.
"Informasi dari Disbudpar, kunjungan wisata di Kota Cirebon melampaui target dua juta wisatawan. Kita memiliki keunggulan di bidang wisata budaya, kuliner, dan sejarah," kata Agus.
Agus mengemukakan bahwa Pemerintah Kota Cirebon tengah merancang paket wisata terpadu dan membangun kolaborasi dengan pemerintah kota/kabupaten terdekat untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.
"Kita tidak bisa berdiri sendiri, harus berkolaborasi dengan daerah lain untuk menjual paket wisata," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Keraton Cirebon melestarikan tradisi siraman panjang
Keraton Kasepuhan Cirebon lestarikan tradisi siraman panjang
Jumat, 22 September 2023 15:03 WIB