Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso meminta masyarakat tidak perlu khawatir stok beras di pasar kurang dan tidak mampu memenuhi kebutuhan karena jumlah Cadangan Beras Pemerintah (CBP) mencapai 1,6 juta ton.
“Saya berharap jangan sampai ada isu negatif kalau beras itu kurang. Kita ini beras 1,6 juta ton dan ini beras semuanya premium dan ini nanti untuk kegiatan operasi pasar,” kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso usai meninjau harga beras di Pasar Klender, Jakarta Timur, Senin.
Dirut Bulog yang akrab disapa Buwas itu menyampaikan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang telah dimulai sejak awal tahun akan lebih digencarkan pada Semester 2 seiring menurunnya produksi beras.
Namun, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya beras bantuan pemerintah tidak lagi didistribusikan melalui kemasan 50 kg dan dalam bentuk curah agar lebih tepat sasaran bisa langsung menjangkau konsumen rumah tangga.
Oleh karenanya ia meminta masyarakat untuk tidak panik mengenai ketersediaan beras dengan harga terjangkau di pasaran. Beras SPHP dikemas dalam kemasan 5 kg dan didistribusikan melalui ritel modern dan tradisional. Harga jual di pasar tradisional adalah Rp47 ribu per kemasan dan Rp47.250 per kemasan untuk ritel modern.
“Masyarakat tidak usah panik, tidak usah takut kalau tidak ada beras karena kita ada semua. Dan karena penyalurannya ini sekarang yang tadi saya sampaikan bahwa Bulog sekarang menyalurkannya langsung ke pasar-pasar dan ritel-ritel dengan harga yang tadi. Nah kita akan dibantu oleh dinas pasar dan lain sebagainya, sehingga kita tepat sasaran drop-nya, tidak salah sasaran kepada orang-orang yang hanya menimbun dan kemudian menaikkan harga,” jelas Buwas.