Sedikitnya tercatat lima aksi penistaan dan pembakaran Al Quran selama 2023, yang semuanya terjadi di Eropa.
Dua insiden terbaru terjadi pada 25 Juni atau bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha, ketika seorang imigran Irak di Swedia, Salwan Momika, membakar Al Quran di depan masjid terbesar di Stockholm sebagai tindakan protes anti Islam.
Aksi tercela itu kemudian kembali berulang pada 22 Juli saat anggota kelompok sayap kanan Denmark, Danske Patrioter, membakar kitab suci Islam tersebut di depan Kedubes Irak di Kopenhagen.
Seluruh insiden penodaan Al Quran itu memicu kemarahan dan protes diplomatik dari banyak pemerintah di seluruh dunia, terutama negara berpenduduk mayoritas Muslim, termasuk Indonesia.
Namun, tidak ada tindakan tegas dari pemerintah Swedia dan Denmark dalam menangani masalah tersebut, selain kecaman.
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson pada Minggu (30/7) mengatakan bahwa dia telah melakukan konsultasi yang intensif dengan Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengenai aksi pembakaran Al Quran yang terjadi di negara mereka.
Menurut Kristersson, Swedia sedang mengalami "situasi keamanan paling serius" sejak Perang Dunia II.
"Kami menyadari bahwa negara-negara dan para pelaku yang menyerupai seperti negara secara aktif mengeksploitasi situasi ini," tambahnya.