Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), menjadi bertengger di atas level psikologis 2.000 dolar AS, tertinggi sejak Mei dan mencatat rekor kenaikan bulanan terbesar dalam empat bulan ditopang harapan akhir kenaikan suku bunga bank sentral dan dolar AS yang lebih lemah.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange terangkat 9,30 dolar AS atau 0,5 persen menjadi menetap di 2.009,20 dolar AS per ounce, setelah menyentuh tertinggi sesi di 2.010,90 dolar AS serta meningkat 2,1 persen untuk Juli merupakan kenaikan bulanan tertinggi sejak Maret.
Dolar AS yang lebih lemah membantu meningkatkan harga emas pada Senin (31/7), karena para pedagang bertaruh bahwa pelonggaran inflasi di AS dapat menahan Federal Reserve untuk mendorong suku bunga lebih tinggi lagi.
Bank sentral AS pekan lalu menaikkan target suku bunga kebijakan sebesar 25 basis poin ke kisaran 5,25 persen hingga 5,50 persen. Investor berharap bahwa bank sentral utama lainnya, seperti Bank Sentral Eropa, yang juga menaikkan suku bunga bulan ini, mungkin hampir menyelesaikan kenaikan suku bunga.
"Dukungan terhadap emas didasarkan pada ekspektasi bahwa bank-bank sentral di seluruh dunia akan mengakhiri siklus kenaikan suku bunga mereka," kata Rupert Rowling, analis pasar di Kinesis Money seperti dikutip Market Watch.
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingan, turun 0,8 persen pada Juli, meskipun telah naik 0,2 persen menjadi 101,83 pada Senin (31/7), menurut data FactSet.
"Harga emas sedang mencoba penembusan bullish karena meningkatnya optimisme bahwa bank-bank sentral utama mendekati akhir dari siklus pengetatan mereka," tulis Edward Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas di atas level 2.000 dolar, catat kenaikan terbesar dalam 4 bulan
Harga emas di atas level 2.000 dolar, catat kenaikan terbesar 4 bulan
Selasa, 1 Agustus 2023 6:14 WIB