Indramayu, Jawa Barat (ANTARA) - Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang menegaskan, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) galangan kapal milik Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat telah diurus sejak tahun 2021.
"IMB sudah dua tahun kami masukkan, sudah oke semua tinggal teken atau tanda tangan bupati," kata Panji Gumilang saat dikonfirmasi di Indramayu, Jumat.
Panji mengatakan, pihaknya tidak mengetahui alasan mengapa IMB galangan kapal tersebut belum dapat diselesaikan.
Dia menyebutkan, pihaknya telah melengkapi seluruh persyaratan terkait pembuatan IMB galangan kapal tersebut.
"Oh saya takut justru kalau tidak ada IMB, maka semua (persyaratan) sudah ada," katanya tegas.
Oleh karena itu, pihaknya tetap melanjutkan proses pembuatan kapal di galangan kapal tersebut.
Sejak 2021, kata dia, galangan kapal tersebut telah membuat dua buah kapal nelayan, masing-masing dengan kapasitas maksimal 2.200 gros ton.
Sebelumnya, beredar informasi simpang siur terkait legalitas bangunan galangan kapal tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Indramayu Nina Agustina mempersilakan pihak Al Zaytun untuk mengkonfirmasi terkait hal tersebut ke dinas terkait.
"Silakan jika sudah memiliki izin yang lengkap, tinggal klarifikasi ke dinas terkait," kata Nina melalui pesan singkat kepada ANTARA di Indramayu, Jumat.Sebelumnya, Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Panji Gumilang membantah tuduhan adanya hotel bintang tiga di kawasan pesantren tersebut, Indramayu, Jawa Barat.
Panji Gumilang menyebutkan hotel yang dimaksud bukan merupakan hotel, melainkan wisma untuk menginap para tamu dan wali santri yang berkunjung.
"Wisma Al Ishlah itu, orang pada gak ngerti, orang itu tempat tamu aja kok," kata Panji Gumilang kepada ANTARA di Indramayu, Jawa Barat, Jumat.
Menurutnya, Wisma Al Ishlah tidak dapat disamakan dengan hotel karena berada di dalam ruang lingkup pesantren.
Dia menyebutkan adanya penginapan tamu yang bernama Wisma Al Ishlah tersebut merupakan sistem modern agar tamu dan para wali santri yang berkunjung tidak bercampur dengan para santri.
"Maka harus modern, hidup itu harus modern, kalau tidak bagaimana bisa bersatu," ujar Panji Gumilang.
Sebelumnya terdapat sejumlah tudingan yang menyatakan Pesantren Al Zaytun memiliki hotel bintang tiga di dalam kawasan pesantren tersebut yang ramai diberitakan.
Menanggapi hal tersebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu segera menurunkan tim untuk memastikan kebenaran informasi tersebut.
Panji Gumilang menyebutkan hotel yang dimaksud bukan merupakan hotel, melainkan wisma untuk menginap para tamu dan wali santri yang berkunjung.
"Wisma Al Ishlah itu, orang pada gak ngerti, orang itu tempat tamu aja kok," kata Panji Gumilang kepada ANTARA di Indramayu, Jawa Barat, Jumat.
Menurutnya, Wisma Al Ishlah tidak dapat disamakan dengan hotel karena berada di dalam ruang lingkup pesantren.
Dia menyebutkan adanya penginapan tamu yang bernama Wisma Al Ishlah tersebut merupakan sistem modern agar tamu dan para wali santri yang berkunjung tidak bercampur dengan para santri.
"Maka harus modern, hidup itu harus modern, kalau tidak bagaimana bisa bersatu," ujar Panji Gumilang.
Sebelumnya terdapat sejumlah tudingan yang menyatakan Pesantren Al Zaytun memiliki hotel bintang tiga di dalam kawasan pesantren tersebut yang ramai diberitakan.
Menanggapi hal tersebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu segera menurunkan tim untuk memastikan kebenaran informasi tersebut.