"Misal Instagram dan TikTok yang dapat digunakan sebagai sarana, sejauh ini para pelaku tersebut sudah memiliki media sosial lain berupa Facebook, tapi penggunaannya tidak berkaitan dengan apa yang mereka geluti, ini sangat disayangkan," katanya.
Era digital saat ini, kata dia, cukup mudah mengenalkan berbagai kesenian dan kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia, termasuk Garut yang bisa mengenalkan lebih luas melalui media sosial.
Ia mencontohkan pemanfaatan digital untuk menayangkan kesenian adu ketangkasan domba Garut yang dapat dinikmati masyarakat tidak harus datang ke arena, tapi pelaku seni bisa menyiarkannya melalui sarana media sosial sehingga masyarakat yang jauh bisa tetap menyaksikan.
"Misalnya nonton seni adu domba Garut, nanti tidak harus dilakukan di tempat kesenian itu digelar, tapi bisa secara live ditonton pada jarak yang sangat jauh sekali pun, bisa juga seni adu domba Garut ini dibuat suatu game, jadi bagaimana supaya anak muda itu tertarik," katanya.
Ia berharap perkembangan teknologi dan kebudayaan tidak lagi ada jarak, melainkan sudah seharusnya menyatu dan berkolaborasi untuk saling mendukung dalam rangka menjaga kelestarian kebudayaan dan kesenian yang dimiliki bangsa Indonesia.