Karawang (ANTARA) - Politisi Partai Gerindra Dedi Mulyadi menyemangati seorang guru di Kabupaten Karawang, Jabar, yang menjadi korban penyiraman air keras tapi kehabisan biaya untuk berobat karena kartu BPJS miliknya ditolak pihak rumah sakit.
"Jika kasus ini benar adanya, mudah-mudahan pelaku bisa segera ditangkap dan diproses oleh pihak kepolisian,” kata Dedi, melalui sambungan telepon di Karawang, Sabtu.
Seorang guru di Karawang yang menjadi korban penyiraman air keras yang diduga dilakukan rekan bisnisnya itu bernama Eli Chuherli, warga Desa Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe, Karawang.
Dedi mengunjungi sang guru itu di rumahnya, untuk menyemangati sekaligus mencari solusi atas problem yang dialami.
Menurut Eli, peristiwa nahas yang dialaminya itu terjadi pada 23 Mei 2023. Penyiraman bermula dari bisnis rental mobil jemputan bersama terduga pelaku, Ade Hermawan.
Mulanya ia yang mendapat pinjaman dari BJB Rp50 juta membangun bisnis mobil jemputan. Namun, karena status Eli sebagai guru, itu membuatnya tak leluasa sehingga memandatkan usaha pada Ade.
“Sebenarnya saya tidak ada konflik, yang ada masalah itu dia (Ade) sama mitra perusahaan,” katanya.
Karena merasa tidak enak, Eli meminta Ade untuk mengundurkan diri dari perusahaan. Saat itu Ade menyetujui mundur sebagai direktur yang dicatatkan oleh notaris.
Selang beberapa waktu setelah mengundurkan diri, Ade tiba-tiba datang ke rumah Eli.
Eli yang tak merasa curiga karena hubungannya dengan Ade masih dianggap baik mempersilakannya untuk masuk ke dalam rumah.
“Saat saya mau duduk tiba-tiba dia menyiram saya pakai air keras. Airnya panas dan berasap. Kemudian dia langsung kabur,” katanya.
Dedi Mulyadi semangati guru korban penyiraman air keras
Sabtu, 8 Juli 2023 21:24 WIB