Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika menilai peluncuran Satelit Republik Indonesia 1 (SATRIA-1) menjadi tonggak sejarah pemerataan pembangunan infrastruktur digital, terutama di pusat-pusat layanan publik di Tanah Air.
"Saat ini kita bersama-sama menyaksikan
suatu sejarah perjalanan bangsa untuk memeratakan pembangunan, terutama infrastruktur digital di pusat-pusat layanan publik melalui peluncuran SATRIA-1," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenkominfo Hary Budiarto di Jakarta, Senin.
Hary mengatakan, konektivitas digital untuk negara kepulauan seperti Indonesia adalah tantangan tersendiri.
Pengadaan teknologi fiber optik untuk memenuhi bandwidth di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) serta lokasi-lokasi layanan publik tidak selamanya visible dilakukan di negara kepulauan seperti Indonesia yang memiliki 17.000 pulau, terutama dari aspek teknis, waktu, dan biaya.
Untuk itu, kata dia, hadirnya teknologi dapat menjadi solusi dalam menginklusikan masyarakat dalam digitalisasi, terutama untuk kepentingan edukasi dan ekonomi digital.
Melalui SATRIA-1, layanan internet di sektor-sektor pelayanan publik seperti pendidikan, fasilitas kesehatan, kantor pemerintah daerah, serta TNI dan Polri akan tersedia dengan baik.
Hary mengatakan keberhasilan peluncuran SATRIA-1 bukanlah tujuan akhir dari perjuangan Indonesia untuk pemerataan infrastruktur digital, sebaliknya ini adalah langkah awal untuk tugas-tugas berat lainnya sampai kapasitas satelit dapat dinikmati dan dimanfaatkan oleh masyarakat.