Menurut dia seluruh peserta yang ikut pelatihan itu ke depan akan melakukan promosi pariwisata di Garut melalui telepon seluler pintar dengan menyajikan berbagai foto, video, maupun narasi di medsos masing-masing maupun situs-situs yang tersebar banyak di internet.
"Ini adalah strategi pemasaran dan ekonomi kreatif berbasis smartphone, apalagi Garut banyak potensinya," kata Ferdiansyah.
Ia mengatakan, akan cukup berhasil mempromosikan pariwisata daerah melalui medsos yang dimiliki masyarakat maupun pelaku usaha pariwisata dan aparatur pemerintah.
Ia berharap upaya Kemenparekraf itu bisa mendongkrak kunjungan wisatawan ke Garut dari 2,7 juta orang setelah pandemi COVID-19 tahun 2022, bisa menjadi 5 juta orang di tahun 2023.
"Jadi ini mengkaderisasi orang Garut untuk membuat konten tentang Garut, mempromosikan Garut ke luar, untuk itu perlu pelatihan bagaimana fotonya, videonya, dan narasinya yang lengkap," katanya.