Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan proposal perdamaian untuk resolusi konflik antara Rusia dan Ukraina yang disampaikan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berasal dari niat baik.
"Apa yang disampaikan Menteri Pertahanan di dalam forum official yang kemudian mendapatkan tanggapan, baik dari Ukraina maupun Rusia, tentunya harus dilihat dalam perspektif yang positif. Saya yakin bahwa Pak Prabowo menyampaikan itu pasti dengan niat baik," kata Pramono di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu.
Namun, kata Pramono, turunan kebijakan yang menjadi pegangan pemerintah saat ini adalah tetap kebijakan yang diambil Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat Presiden melakukan kunjungan langsung ke Ukraina dan Rusia untuk menemui pimpinan kedua negara.
"Karena turunan dari kebijakan yang sudah diambil oleh Presiden, kebetulan saya mendampingi ketika Presiden ke Ukraina maupun ke Rusia, itulah yang menjadi pegangan," ujar Pramono.
Mengenai proposal Menhan yang telah direspons oleh pemerintah Ukraina dan Rusia, kemudian menuai polemik di ruang publik, Pramono mengatakan bahwa Presiden Jokowi akan memanggil Prabowo untuk membahas hal tersebut.
"Karena ini menjadi polemik di ruang publik, Presiden sudah menyampaikan beliau akan memanggil dan berdiskusi dengan Pak Prabowo mengenai hal tersebut," ujar Pramono.
Dalam kesempatan itu, Pramono tidak mengungkapkan terkait dengan sikap Presiden Jokowi terhadap substansi-substansi dalam proposal Prabowo.
"Ya, nanti antara Pak Presiden dan Pak Prabowo, tetapi saya yakin seyakin-yakinnya bahwa para menteri kita dalam usulan proposal seperti itu pasti niatnya baik," ujar Pramono.
Presiden Jokowi pada Rabu pagi, sesaat sebelum bertolak ke Singapura untuk melakukan kunjungan kerja, mengaku belum bertemu langsung Prabowo untuk membahas pernyataan Prabowo mengenai proposal perdamaian Ukraina dan Rusia.
"Belum ketemu," kata Presiden.