"Seperti kami datang ke sekolah atau kami hadir menjadi narsum di sekolah atau kampus. Tapi memang jenis kegiatannya belum gebyar, belum ada program khusus. Kalau di Pemilu 2019 ada program yang namanya KPU 'goes' to kampus atau KPU 'goes to scholl'," kata dia.
Sosialisasi ke pemilih pemula, lanjut Reza, juga dioptimalkan oleh jajaran KPU di tingkat kecamatan hingga desa karena tidak semua pemilih pemula berstatus pelajar atau mahasiswa formal.
Baca juga: KPU Jabar: Seluruh bakal calon anggota DPD sudah serahkan berkas persyaratan
"Terlebih di pelosok, kita harus memperhatikan adik-adik kita yang memang tidak bersekolah. Itu juga harus kita sasar. Misalnya ada istilah remaja masjid atau pesantren di pelosok yang bukan pesantren. Nah itu kita sentuh melalui jajaran kami yang ada di kecamatan dan desa," kata dia.
Sosialisasi Pemilu 2024 ke pemilih pemula atau generasi muda, menurut Reza, merupakan hal yang luar biasa karena dibutuhkan kreativitas di tengah keterbatasan, khususnya dalam konteks anggaran dan jenis kegiatannya.
"Untuk sosialisasi Pemilu 2024 untuk pemilih pemula ini, kami tidak bisa se-leluasa seperti pilkada, pilgub. Itu kebijakannya di kami, jadi dipersilakan se-kreatif mungkin. Tapi di Pemilu 2024 ini, ini kan nasional, kuasanya ada di pusat, kami di daerah hanya operator," kata dia.