Agaknya pula, smartphone menjadi platform teknologi komunikasi modern berkoneksi internet paling primadona bagi masyarakat Indonesia yang ikut menyumbang pengaruh signifikan bagi fenomena Lebaran digital ini.
Bisa dikatakan, banyak dari masyarakat Indonesia yang seakan ‘tidak bisa hidup’ tanpa memegang smartphone. Ada gejala nomophobia (no mobile phone phobia). Seolah, mereka ini merasa lebih takut ketinggalan gadget daripada ketinggalan dompet di rumah.
Smartphone telah menciptakan ketergantungan begitu mendalam dalam relung kehidupan keseharian sehingga menjadikan diri merasa tidak nyaman jika harus jauh dari HP.
Laporan dari Newzoo, perusahaan data dan riset digital global berbasis di Belanda, menyebut jumlah pengguna smartphone di Indonesia tahun 2022 mencapai 192,15 juta pengguna.
Jumlah itu menjadikan Indonesia menempati urutan ke-4 daftar jumlah pengguna smartphone terbesar di dunia setelah Tiongkok (910,14 juta pengguna), India (647,53 juta pengguna) dan Amerika Serikat (249,29 juta pengguna).
Di bawah Indonesia, tercatat Brasil (138,85 juta pengguna), Rusia (105,9 juta pengguna), Jepang (97,23 juta pengguna) dan Meksiko (80,63 juta pengguna). Sementara data riset dari GSMA Intelligence menunjukkan terdapat 353,8 juta koneksi seluler (128,0%) di Indonesia pada awal tahun 2023.
Seiring waktu, jumlah pengguna ponsel pintar di Indonesia diprediksi terus akan meningkat setiap tahun. Laporan riset Statista bahkan memproyeksi jumlah pengguna smartphone di Indonesia bakal mencapai 268,82 juta pengguna pada tahun 2028.